Monday, July 9, 2012

Asha Was Sick : The Night Strike


My 5+ month old baby girl was sick!! Huhuhu.. I was so drained, mentaly exhausted, sad, terrible, and confuse. I lost the track of time when Asha got sick. When i came back to normal live, it's already July 9th 2012. I lost the first week of July at hospital. Didn't even realized that i missed a week inside the hospital walls that surrounded me with anxiety.

Fyuuhh.. *i need deep inhale and exhale before i start the story. So here it goes..


Jumat 28 Juni 2012 jam 6 pagi Asha bangun dan merengek minta nen. Saya yg udah siap mau berangkat kantor, ga tega ninggalin Asha kaya gitu. So i decided to breastfed her first, didn't care if i could be late because of it. Setelah Asha nen dan mulai tenang, saya pamit padanya untuk berangkat ke kantor. Sambil cium2 pipi dan wajahnya. Sempat terbersit di hati waktu melihat wajah Asha, ko di pipinya ada bentol2 merah? Perasaan semalem belum ada. Kayanya semalem Asha digigit nyamuk lagi deh. Akhirnya saya berangkat ke kantor dengan perasaan ga nyaman.


Jumat 28 Juni 2012 jam 2 siang, ibu yang hari itu kebetulan ada di rumah buat asuh Asha, sms saya dan bilang bahwa Asha anget badannya. Saya berusaha ga panik. Karena 2 minggu sebelumnya dia juga demam tanpa sebab, setelah dikasih tempra demamnya hilang. So this time i tried to be cool and told my mom to check her temperature and gave her tempra. Suhunya saat itu 38,5 derajat celcius (DC). Sempet terpikir untuk segera pulang cepat, tapi saya ga enak hati karena bentar lagi saya kan resign. Ga pengen dikira mentang-mentang mau resign jadi seenaknya. Sesampainya di rumah jam 7 malam, saya liat Asha digendong ibu pake jarit dengan lap basah di dahinya. Asha keliatan lemeess banget. Huhuhu.. Sedih saya liat keadaan Asha kaya gitu. Padahal biasanya tiap saya pulang dia pasti sedang duduk ceria di bouncer nya atau lagi digendong sambil celoteh2 dan senyum2. My heart was broke.


Setelah solat, tanpa makan dan ganti baju, saya gendong Asha dari tangan ibu dan ukur suhunya, ternyata suhunya naik jadi 39 DC. Duh Gustiii.. Akhirnya saya cekokin lagi Asha dengan tempra. Lalu saya kelonin dia dalam pelukan sambil saya paksa untuk nen. Hanya saya dan Asha berdua dalam kamar dalam posisi itu selama 2 jam. Setiap 10 menit sekali saya cek terus suhunya dan saya ganti air kompresnya. Setelah 2 jam, suhu Asha turun jadi 37,6 DC. Dia sudah terbangun dari tidurnya dan mulai berceloteh riang gembira. 


Tak lama setelah itu, hubby pulang dengan membawa tempra dan 2 lembar bye bye fever. Saya dengan gembira menceritakan bahwa demam Asha sudah turun sekarang Asha sudah kembali ceria. Hubby pun langsung menimang Asha sambil nonton TV sementara saya mengistirahatkan badan sejenak. Sekitar 1,5 jam kemudian, hubby membangunkan saya dan bilang kalo Asha demam lagi. Deeegg!! Saya pun langsung siaga dan menggendong Asha dalam pelukan. Kembali saya paksa Asha untuk nen dan tidur dalam pelukan saya. Sambil 10 menit sekali saya cek suhunya. Tapi kali ini suhunya tak kunjung turun dan Asha tertidur. Saat itu hubby memegang kaki Asha yang dingin, tidak sinkron dengan kepala dan badannya yg hangat. Maka hubby pun mencoba memakaikan kaos kaki pada Asha yg sedang tertidur. Karena merasa terganggu, Asha pun terbangun dan menangis. Saya coba hentikan tangisannya dengan menyodorkan nen tapi dia menolak. Nangisnya tidak mau berhenti dan wajahnya nampak memelas. Oh i really don't have a heart to see her cry. 


Saya pun mencoba menimangnya sambil jalan2. Ketika saya mulai beranjak dari tempat tidur, tangisnya menjerit seperti kesakitan. Saya segera periksa apakah ada bagian tubuhnya yang tanpa sengaja kegencet tubuh saya, namun semuanya nampak baik-baik saja. Saat itulah tiba2 jeritannya berubah menjadi erangan, dibarengi dengan mata nya yang tiba-tiba melotot dalam pandangan kosong, mukanya memerah, mulutnya terkatup rapat seperti menahan sesuatu, dan menurut hubby saat itu tangan dan kakinya pun mengejang kaku. Ya Tuhan, ada apa dengan Asha ku?? Saat itu saya sangat panik. Saya berjalan ke kamar ibu dan panggil2 ibu saya yg sedang tidur, "Ibuuu...ibuuu..ini Asha kenapaa??". Ibu pun segera bangun dan melihat Asha. Pemandangan Asha yg sedang kejang memang tidak lebih dari 5 detik tapi rasanya seperti bermenit2. Sungguh pemandangan paling menakutkan dalam hidup saya. Sekarang pun bila saya memejamkan mata dan mengingat wajah Asha saat itu, bergetar rasanya seluruh tubuh ini. Saya sungguh takut bila sampai terjadi sesuatu padanya. Dear God, please don't let anything bad happened to her.

Segera setelah Asha berhenti kejang saya sodorkan Asha pada gendongan ibu, saya khawatir Asha kenapa2 lagi. Dalam gendongan ibu dia langsung tertidur. Saat itu saya sedang panik cari sendok plastik. Karena ibu bilang, "Cepat cari sendok plastik, biar kalo kejang lagi yang digigit sendok nya bukan lidahnya". Saya udah kaya orang linglung. Cari sendok plastik kesana kemari ga dapet2. Akhirnya setelah dapet sendok plastik, saya instruksi hubby untuk segera manasin mobil. Karena Asha akan langsung dibawa ke RS. Lagi-lagi saya kaya orang linglung waktu nyiapin barang-barang ke dalam tas. Dan cuma sempet nyamber cardigan dan kerudung instan untuk menutupi pakaian tidur saya. Akhirnya kami berempat, hubby, saya, ibu, dan Asha segera ke RS terdekat. Saat itu sekitar pukul 11 malam. Asha yang masih tertidur digendong ibu di belakang. Saya duduk di depan menemani hubby. Sepanjang jalan kami terdiam. Saya terlalu shock untuk berbicara.

Sesampainya di IGD RS, seluruh baju Asha segera dibuka hingga tinggal diapers saja yg dipakai. Seluruh tubuhnya diseka air hangat dan diberi obat penurun panas lewat pantatnya. Karena saat itu suhunya masih 38,5 DC. Saat itu Asha diambil darah untuk diperiksa sel darah dan tes NS1. Tes NS1 adalah screening awal untuk demam berdarah. Selama 1 jam kami di IGD, suhu Asha tak kunjung turun. Padahal seharusnya obat penurun panas yang tadi diberikan lewat pantat sudah bereaksi menurunkan demamnya. Hingga hasil tes darah selesai, ternyata sel darah Asha normal dan tes NS1 pun negatif. Dokter memberi pilihan apakah akan pulang atau dirawat di RS. Karena menurut dokter, kasus demam seperti ini bisa saja dirawat di rumah. Namun kami khawatir dengan kondisi Asha yg hingga saat itu demamnya tak kunjung reda dan memutuskan agar Asha dirawat saja di RS. Saat itu saya pikir paling butuh 1-2 hari dirawat di RS. Jadilah pagi itu, Sabtu 30 Juni 2012 pukul 01.30 Asha masuk kamar perawatan 315a RS Hermina Arcamanik untuk dirawat.

0 comments on "Asha Was Sick : The Night Strike"

Post a Comment

Asha Was Sick : The Night Strike

My 5+ month old baby girl was sick!! Huhuhu.. I was so drained, mentaly exhausted, sad, terrible, and confuse. I lost the track of time when Asha got sick. When i came back to normal live, it's already July 9th 2012. I lost the first week of July at hospital. Didn't even realized that i missed a week inside the hospital walls that surrounded me with anxiety.

Fyuuhh.. *i need deep inhale and exhale before i start the story. So here it goes..


Jumat 28 Juni 2012 jam 6 pagi Asha bangun dan merengek minta nen. Saya yg udah siap mau berangkat kantor, ga tega ninggalin Asha kaya gitu. So i decided to breastfed her first, didn't care if i could be late because of it. Setelah Asha nen dan mulai tenang, saya pamit padanya untuk berangkat ke kantor. Sambil cium2 pipi dan wajahnya. Sempat terbersit di hati waktu melihat wajah Asha, ko di pipinya ada bentol2 merah? Perasaan semalem belum ada. Kayanya semalem Asha digigit nyamuk lagi deh. Akhirnya saya berangkat ke kantor dengan perasaan ga nyaman.


Jumat 28 Juni 2012 jam 2 siang, ibu yang hari itu kebetulan ada di rumah buat asuh Asha, sms saya dan bilang bahwa Asha anget badannya. Saya berusaha ga panik. Karena 2 minggu sebelumnya dia juga demam tanpa sebab, setelah dikasih tempra demamnya hilang. So this time i tried to be cool and told my mom to check her temperature and gave her tempra. Suhunya saat itu 38,5 derajat celcius (DC). Sempet terpikir untuk segera pulang cepat, tapi saya ga enak hati karena bentar lagi saya kan resign. Ga pengen dikira mentang-mentang mau resign jadi seenaknya. Sesampainya di rumah jam 7 malam, saya liat Asha digendong ibu pake jarit dengan lap basah di dahinya. Asha keliatan lemeess banget. Huhuhu.. Sedih saya liat keadaan Asha kaya gitu. Padahal biasanya tiap saya pulang dia pasti sedang duduk ceria di bouncer nya atau lagi digendong sambil celoteh2 dan senyum2. My heart was broke.


Setelah solat, tanpa makan dan ganti baju, saya gendong Asha dari tangan ibu dan ukur suhunya, ternyata suhunya naik jadi 39 DC. Duh Gustiii.. Akhirnya saya cekokin lagi Asha dengan tempra. Lalu saya kelonin dia dalam pelukan sambil saya paksa untuk nen. Hanya saya dan Asha berdua dalam kamar dalam posisi itu selama 2 jam. Setiap 10 menit sekali saya cek terus suhunya dan saya ganti air kompresnya. Setelah 2 jam, suhu Asha turun jadi 37,6 DC. Dia sudah terbangun dari tidurnya dan mulai berceloteh riang gembira. 


Tak lama setelah itu, hubby pulang dengan membawa tempra dan 2 lembar bye bye fever. Saya dengan gembira menceritakan bahwa demam Asha sudah turun sekarang Asha sudah kembali ceria. Hubby pun langsung menimang Asha sambil nonton TV sementara saya mengistirahatkan badan sejenak. Sekitar 1,5 jam kemudian, hubby membangunkan saya dan bilang kalo Asha demam lagi. Deeegg!! Saya pun langsung siaga dan menggendong Asha dalam pelukan. Kembali saya paksa Asha untuk nen dan tidur dalam pelukan saya. Sambil 10 menit sekali saya cek suhunya. Tapi kali ini suhunya tak kunjung turun dan Asha tertidur. Saat itu hubby memegang kaki Asha yang dingin, tidak sinkron dengan kepala dan badannya yg hangat. Maka hubby pun mencoba memakaikan kaos kaki pada Asha yg sedang tertidur. Karena merasa terganggu, Asha pun terbangun dan menangis. Saya coba hentikan tangisannya dengan menyodorkan nen tapi dia menolak. Nangisnya tidak mau berhenti dan wajahnya nampak memelas. Oh i really don't have a heart to see her cry. 


Saya pun mencoba menimangnya sambil jalan2. Ketika saya mulai beranjak dari tempat tidur, tangisnya menjerit seperti kesakitan. Saya segera periksa apakah ada bagian tubuhnya yang tanpa sengaja kegencet tubuh saya, namun semuanya nampak baik-baik saja. Saat itulah tiba2 jeritannya berubah menjadi erangan, dibarengi dengan mata nya yang tiba-tiba melotot dalam pandangan kosong, mukanya memerah, mulutnya terkatup rapat seperti menahan sesuatu, dan menurut hubby saat itu tangan dan kakinya pun mengejang kaku. Ya Tuhan, ada apa dengan Asha ku?? Saat itu saya sangat panik. Saya berjalan ke kamar ibu dan panggil2 ibu saya yg sedang tidur, "Ibuuu...ibuuu..ini Asha kenapaa??". Ibu pun segera bangun dan melihat Asha. Pemandangan Asha yg sedang kejang memang tidak lebih dari 5 detik tapi rasanya seperti bermenit2. Sungguh pemandangan paling menakutkan dalam hidup saya. Sekarang pun bila saya memejamkan mata dan mengingat wajah Asha saat itu, bergetar rasanya seluruh tubuh ini. Saya sungguh takut bila sampai terjadi sesuatu padanya. Dear God, please don't let anything bad happened to her.

Segera setelah Asha berhenti kejang saya sodorkan Asha pada gendongan ibu, saya khawatir Asha kenapa2 lagi. Dalam gendongan ibu dia langsung tertidur. Saat itu saya sedang panik cari sendok plastik. Karena ibu bilang, "Cepat cari sendok plastik, biar kalo kejang lagi yang digigit sendok nya bukan lidahnya". Saya udah kaya orang linglung. Cari sendok plastik kesana kemari ga dapet2. Akhirnya setelah dapet sendok plastik, saya instruksi hubby untuk segera manasin mobil. Karena Asha akan langsung dibawa ke RS. Lagi-lagi saya kaya orang linglung waktu nyiapin barang-barang ke dalam tas. Dan cuma sempet nyamber cardigan dan kerudung instan untuk menutupi pakaian tidur saya. Akhirnya kami berempat, hubby, saya, ibu, dan Asha segera ke RS terdekat. Saat itu sekitar pukul 11 malam. Asha yang masih tertidur digendong ibu di belakang. Saya duduk di depan menemani hubby. Sepanjang jalan kami terdiam. Saya terlalu shock untuk berbicara.

Sesampainya di IGD RS, seluruh baju Asha segera dibuka hingga tinggal diapers saja yg dipakai. Seluruh tubuhnya diseka air hangat dan diberi obat penurun panas lewat pantatnya. Karena saat itu suhunya masih 38,5 DC. Saat itu Asha diambil darah untuk diperiksa sel darah dan tes NS1. Tes NS1 adalah screening awal untuk demam berdarah. Selama 1 jam kami di IGD, suhu Asha tak kunjung turun. Padahal seharusnya obat penurun panas yang tadi diberikan lewat pantat sudah bereaksi menurunkan demamnya. Hingga hasil tes darah selesai, ternyata sel darah Asha normal dan tes NS1 pun negatif. Dokter memberi pilihan apakah akan pulang atau dirawat di RS. Karena menurut dokter, kasus demam seperti ini bisa saja dirawat di rumah. Namun kami khawatir dengan kondisi Asha yg hingga saat itu demamnya tak kunjung reda dan memutuskan agar Asha dirawat saja di RS. Saat itu saya pikir paling butuh 1-2 hari dirawat di RS. Jadilah pagi itu, Sabtu 30 Juni 2012 pukul 01.30 Asha masuk kamar perawatan 315a RS Hermina Arcamanik untuk dirawat.
 

My Lavender Love Story Copyright 2009 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipietoon | All Image Presented by Online Journal